Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama kami di lorong sekolah. Bukan pertemuan dramatis seperti di film, hanya tatapan sekilas saat masa orientasi. Namanya sempat terdengar dari teman-teman, wajahnya pun akrab terlihat di acara sekolah. Tapi hanya sebatas itu. Kami tak pernah berbicara, hanya sekadar tahu nama dan wajah.
Pertemuan Kedua
Kehidupan kuliah membawa kami ke jalan yang berbeda. Tapi takdir kembali mempertemukan kami melalui teman, media sosial, dan beberapa obrolan ringan yang tak disangka bisa terasa hangat. Kami mulai saling mengenal lebih dalam. Bercerita tentang kuliah, impian, dan perjalanan hidup masing-masing. Tak ada janji, tak ada harapan besar. Hanya dua orang yang merasa nyaman untuk saling berbicara.
Mengikat Janji
Beberapa tahun pun berlalu. Kami tumbuh, berjalan di jalan masing-masing, obrolan yang dulu ringan, kini menjadi percakapan penuh makna. Tentang tujuan hidup, tentang membangun masa depan, dan tentang mimpi yang ternyata begitu seirama. Saat itu kami sadar. Mungkin selama ini, semesta hanya menunggu waktu yang tepat untuk menyatukan kami dengan cara yang lebih utuh hingga sepakat untuk berjalan beriringan dalam kehidupan ini. Bukan karena cinta semata, tapi karena kami punya tujuan yang sama, membangun rumah tangga yang diridhai-Nya. Kami ingin saling menuntun, saling menguatkan, dan saling mencintai dalam ibadah yang panjang. Demi menggapai surga, bersama.